Saturday, March 29, 2014

Tinja Juga Ternyata Bisa Jadi Obat

Leave a Comment
CANBERRA - Seorang dokter Australia, Tom Borody, mengaku bisa menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan kotoran manusia alias tinja. Ia telah menjalankan cara pengobatan yang disebut faecal microbiota transplantation (FMT), yaitu transplantasi kotoran manusia, selama 25 tahun.

Cara pengobatannya, yang menurutnya bisa mengobati penyakit Crohn’s colitis, penyakit yang menyerang kekebalan tubuh dan bahkan penyakit saraf, disambut baik oleh sebagian orang, tapi juga dikritik.

Sebagian dokter menganggap transplantasi kotoran manusia bisa berbahaya. Namun, dua rumah sakit besar Australia tengah menjalankan percobaan besar-besaran terkait metode ini.

Borody memanipulasi bakteri yang hidup di perut manusia. Dalam tubuh manusia, sel-sel bakteri jumlahnya jauh lebih banyak dibanding sel-sel manusia.

Banyak pasien, termasuk yang sakit parah, mendatangi klink Borody di Sydney, untuk menjalani FMT. Dalam metode ini, kotoran manusia, yang berasal dari donor, disuntikkan ke dalam usus pasien. “Kita tahu baketri menghasilkan molekul-molekul aktif yang bersifat anti-mikroba, jadi saat kita masukkan bakteri ini, serupa memasukkan pabrik antibiotik yang membunuh kuman yang tak bisa kita kenali,” jelas Borody.

FMT saat ini dikenal di Amerika Serikat sebagai pengobatan untuk melawan bakteri perut bernama c. difficile. Namun, Borody mengaku bahwa Ia juga telah menggunakan metode ini untuk mengobati colitis dan penyakit Crohn, yaitu penyakit-penyakit radang perut yang dianggap tak bisa disembuhkan.

Salah satu pasiennya adalah Suzanne Heskett. Tigabelas tahun lalu, Ia didiagnosa penyakit Crohn’s. “Saya ke toilet 18 kali sehari. Saya duduk di toilet berjam-jam, mengalami kram dan sakit,” cerita Heskett.

Ia berkonsultasi dengan Brody, yang menawarkan pengobatan dengan menggunakan kotoran manusia. “Mereka memasukkan selang hidung ke dalam usus kecil saya. Saya mendapat tiga donor-sekitar 950 mililiter - prosesnya sekitar lima jam.”

Heskett mengaku langsung merasa lebih sehat sesudahnya. Selama beberapa bulan sesudahnya, kondisinya terus membaik. Selama 12 tahun terakhir pun ususnya tak menunjukkan adanya infeksi Crohn.

Namun, dokter-dokter lain mengatakan bahwa transplantasi itu bukanlah sebab kesembuhan Heskett. Katie Ellard, presiden perkumpulan Gastroenterologi Australia mengatakan bahwa tak ada data yang menunjukkan bahwa FMT mengobati apapun kecuali infeksi yang disebabkan bakteri c.difficile.(*/okz)

Editor : bakri
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

0 komentar:

Post a Comment

Social Icons

Followers