Pada suatu malam, ketika Rasulullah saw. tengah
berkumpul dengan para sahabat, datanglah seseorang yang tengah
kelaparan. Rasulullah lalu menanyakan kepada istrinya apakah ada sesuatu
yang bisa diberikan kepada orang yang kel
Kamis, 22 November 2012
"Allah Swt. Maha Melihat orang yang berbuat kebaikan. Dia tidak akan melalaikannya dan pasti akan membalasnya, baik di dunia maupun di akhirat. "
Kamis, 22 November 2012
Pada suatu malam, ketika Rasulullah saw. tengah berkumpul dengan para
sahabat, datanglah seseorang yang tengah kelaparan. Rasulullah lalu
menanyakan kepada istrinya apakah ada sesuatu yang bisa diberikan kepada
orang yang kelaparan itu. Namun, saat itu, Rasulullah sama sekali tidak
punya persediaan makanan. Akhirnya, Rasulullah menawarkan kepada para
sahabat, barangkali ada yang bisa menjamunya.
"Adakah di antara kalian yang malam ini bersedia menjamu tamu kita ini?" tanya Rasululullah.
Seorang sahabat dari kaum Anshar segera berdiri dan berkata, "Biarlah ia dijamu di rumah kami ya, Rasulullah."
"Baiklah kalau begitu. Aku percayakan tamuku kepadamu," ujar Rasulullah.
Orang Anshar itu lalu pergi menuju rumahnya dengan diikuti sang tamu.
Ketika sampai di rumahnya, orang Anshar menyediakan tempat untuk
beristirahat sang lamu.
"Beristirahatlah dulu, Saudara. Aku akan menyuruh istriku memasak untukmu," ujar orang Anshar kepada tamunya.
"Baik. Terima kasih atas semua kebaikanmu. Semoga Allah Swt. membalas kebaikanmu dan memuliakanmu," ucap sang tamu.
"Baik. Terima kasih atas semua kebaikanmu. Semoga Allah Swt. membalas kebaikanmu dan memuliakanmu," ucap sang tamu.
Orang Anshar itu hanya tersenyum. Setelah mengantar tamunya ke ruang istirahat, orang Anshar itu segera menemui istrinya.
"Aku membawa tamu Rasulullah saw. dan aku ingin sekali dapat menjamunya
dengan sebaik-baiknya. Apakah kau punya makanan, Istriku?"
Istrinya menjawab, "Demi Allah! Kita tidak mempunyai banyak makanan. Mungkin hanya cukup untuk makanan anak-anak kita."
"Kalau begitu, tidurkan dulu anak-anak kita. Lalu sementara kau memasak,
aku akan mengajak tamu itu berbincang-bincang. Jangan lupa, pada saat
kau nanti hendak menghidangkan makanan di depan tamu kita, padamkan
lampunya supaya ia tidak melihat bahwa kita punya makanan yang hanya
cukup untuknya."
"Bukankah kita harus menghormati tamu dengan menemaninya makan?" tanya istrinya.
`Ya, aku akan menemaninya dengan berpura-pura mengunyah makanan. Ia
pasti tidak akan melihat karena ruangan ini akan sangat gelap. Saat kau
menghidangkan makanan, katakan kepadanya bahwa kau akan pergi untuk
memperbaiki lampunya."
Pada malam itu, keluarga orang Anshar tersebut menahan lapar demi
membuat tamunya merasa kenyang dan puas dengan pelayanan mereka. Allah
Swt. Maha Melihat peristiwa yang terjadi di rumah orang Anshar tersebut.
Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan firman yang berbunyi:
"Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. "
-QS Al-Hasyr ayat 9
Melalui wahyu tersebut, Rasulullah saw. mengetahui kebaikan orang Anshar
pada saat menjamu tamunya. Keesokan harinya, beliau memanggil orang
Anshar tersebut dan menyampaikan penghargaan dari Allah melalui
firman-Nya atas semua kebaikan yang dilakukannya. Tidak ada kebahagiaan
yang lebih baik bagi orang Anshar, selain apa yang dilakukannya mendapat
ridha dari Allah Swt. Karena dengan ridha Allah, urusan apa pun,
termasuk urusan rezeki akan menjadi mudah.
"Allah Swt. Maha Melihat orang yang berbuat kebaikan. Dia tidak akan melalaikannya dan pasti akan membalasnya, baik di dunia maupun di akhirat. "
0 komentar:
Post a Comment