Kebayang enggak, sih, apa jadinya jika pasangan mengajak berintim-intim
selagi kita sudah "wangi" sementara dirinya baru bangun tidur, belum
mandi, apalagi gosok gigi? Duh, enggak, deh! Jangankan berintim-intim,
untuk mengobrol saja pun rasanya enggan. Habis, aromanya enggak sedap,
sih!
Memang, aroma tubuh bisa membunuh tapi juga bisa memicu timbulnya gairah seksual. Bahkan, aroma tubuh kita yang "asli" pun, kata Dr Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM, Mkes. (MMR), mampu membangkitkan gairah pasangan. Itu sebab, parfum-parfum dengan merek ternama banyak yang aromanya mirip dengan aroma tubuh.
Tentu saja aroma tubuh di sini tak termasuk gangguan BB alias bau badan tak sedap. Kalau yang ini, sih, malah mematikan gairah. Soalnya, BB adalah keringat yang terkontaminasi bakteri, hingga mengeluarkan aroma tak sedap yang cukup menyengat. Bukan cuma pasangan yang merasa terganggu dengan BB, orang-orang di sekitar pun akan merasa tak nyaman.
Namun, memakai parfum bukan suatu keharusan. Asalkan kita menjaga kebersihan tubuh, kita juga sudah bisa memancing gairah pasangan. Soalnya, kebersihan tubuhlah yang sebenarnya menjadi prasyarat timbulnya gairah seksual. "Dengan tubuh yang bersih sehabis mandi, paling tidak akan menebarkan aroma segarnya air dan sabun mandi," ungkap Ferryal. Jadi, rajin-rajinlah mandi!
Jika pasangan termasuk orang yang ogah-ogahan atau malas mandi, saran Ferryal, bersikaplah aktif. "Ajak atau bujuk dia untuk mandi, semisal mandi bersama. Bila perlu, mandikan ia dengan sentuhan dan limpahan cinta kita." Malah dengan teknik ini, tambah Ferryal, sebenarnya cukup ampuh, loh, buat membangkitkan gairah pasangan. "Jadi, acara mandi bersama bisa dimanfaatkan pula sebagai foreplay alias pemanasan."
Selain rajin mandi, kita pun sebaiknya segera ganti baju bila berkeringat. Pilih baju dari bahan katun yang mampu menyerap keringat. Tak kalah penting, jaga kebersihan bagian-bagian tertentu di tubuh seperti lipatan ketiak dan paha serta daerah sekitar alat kelamin. Bukankah daerah-daerah tersebut yang kerap memunculkan bau tak sedap?
Khusus kebersihan di sekitar daerah kelamin, menurut Ferryal, banyak yang melalaikannya. Akibatnya, bagian tubuh yang pada dasarnya sudah memiliki aroma tersendiri ini, akan terkontaminasi dengan bau-bauan lain yang justru bisa mengganggu. Kalau sudah begitu, jangan salahkan pasangan bila ia lebih kerap menolak dengan aneka ragam alasan kala diajak berintim-intim.
Bersihkan secara periodik
Ferryal menganjurkan agar Anda tak menggunakan wewangian atau parfum khusus pada alat kelamin. Sebab, pada dasarnya organ yang satu ini merupakan daerah yang amat sensitif. Bukan tak mungkin wewangian/parfum tersebut justru mengundang risiko cukup fatal, semisal menimbulkan penyakit-penyakit yang membahayakan.
Lagi pula, vagina sebetulnya sudah memiliki cairan pembersih sendiri. Hingga, penggunaan bahan-bahan lain yang tak terjamin kebersihannya, dikhawatirkan bakal merusak kelenjar-kelenjar di sekitar vagina. Padahal kalau selaput-selaput lendir ini rusak, produktivitas cairannya pun akan berkurang. Kondisi inilah yang kemudian banyak dikeluhkan sebagai vagina kering.
Lain hal jika menggunakan daun sirih -yang diyakini mengandung antiseptik sebagai bahan pembersih alternatif, atau cairan antiseptik kemasan yang sudah diencerkan. Pilih cairan khusus dengan pH netral, dalam arti tak terlalu basa maupun asam. Cairan dengan pH netral yang paling gampang ditemui adalah air bersih yang dididihkan agar tak ada lagi kandungan bakteri/kuman. Tentu saja, air ini digunakan setelah didinginkan.
Tak kalah penting, sehabis berintim-intim dengan pasangan, istri mesti membersihkan organ kelaminnya, selain seluruh tubuh tentunya. Pasalnya, dalam sekali persetubuhan, hanya sebagian kecil cairan sperma yang masuk ke vagina. Sementara sisanya akan keluar selang beberapa waktu kemudian dalam bentuk lebih cair akibat terkena oksidasi. Jika tak dibersihkan, sisa-sisa sperma ini akan mengundang risiko. Paling tidak, akan menjadi media yang baik untuk hidup dan berkembang biaknya bakteri/jamur. Hati-hati, bisa mengakibatkan keputihan!
Dianjurkan untuk membersihkan vagina bagian dalam secara periodik semisal seminggu sekali atau seminggu dua kali. Kecuali buat para gadis, menjaga kebersihan cukup di bagian luar saja mengingat liang vaginanya masih tertutup selaput hymen.
(Tabloid Nakita/Th. Puspayanti)
Memang, aroma tubuh bisa membunuh tapi juga bisa memicu timbulnya gairah seksual. Bahkan, aroma tubuh kita yang "asli" pun, kata Dr Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM, Mkes. (MMR), mampu membangkitkan gairah pasangan. Itu sebab, parfum-parfum dengan merek ternama banyak yang aromanya mirip dengan aroma tubuh.
Tentu saja aroma tubuh di sini tak termasuk gangguan BB alias bau badan tak sedap. Kalau yang ini, sih, malah mematikan gairah. Soalnya, BB adalah keringat yang terkontaminasi bakteri, hingga mengeluarkan aroma tak sedap yang cukup menyengat. Bukan cuma pasangan yang merasa terganggu dengan BB, orang-orang di sekitar pun akan merasa tak nyaman.
Namun, memakai parfum bukan suatu keharusan. Asalkan kita menjaga kebersihan tubuh, kita juga sudah bisa memancing gairah pasangan. Soalnya, kebersihan tubuhlah yang sebenarnya menjadi prasyarat timbulnya gairah seksual. "Dengan tubuh yang bersih sehabis mandi, paling tidak akan menebarkan aroma segarnya air dan sabun mandi," ungkap Ferryal. Jadi, rajin-rajinlah mandi!
Jika pasangan termasuk orang yang ogah-ogahan atau malas mandi, saran Ferryal, bersikaplah aktif. "Ajak atau bujuk dia untuk mandi, semisal mandi bersama. Bila perlu, mandikan ia dengan sentuhan dan limpahan cinta kita." Malah dengan teknik ini, tambah Ferryal, sebenarnya cukup ampuh, loh, buat membangkitkan gairah pasangan. "Jadi, acara mandi bersama bisa dimanfaatkan pula sebagai foreplay alias pemanasan."
Selain rajin mandi, kita pun sebaiknya segera ganti baju bila berkeringat. Pilih baju dari bahan katun yang mampu menyerap keringat. Tak kalah penting, jaga kebersihan bagian-bagian tertentu di tubuh seperti lipatan ketiak dan paha serta daerah sekitar alat kelamin. Bukankah daerah-daerah tersebut yang kerap memunculkan bau tak sedap?
Khusus kebersihan di sekitar daerah kelamin, menurut Ferryal, banyak yang melalaikannya. Akibatnya, bagian tubuh yang pada dasarnya sudah memiliki aroma tersendiri ini, akan terkontaminasi dengan bau-bauan lain yang justru bisa mengganggu. Kalau sudah begitu, jangan salahkan pasangan bila ia lebih kerap menolak dengan aneka ragam alasan kala diajak berintim-intim.
Bersihkan secara periodik
Ferryal menganjurkan agar Anda tak menggunakan wewangian atau parfum khusus pada alat kelamin. Sebab, pada dasarnya organ yang satu ini merupakan daerah yang amat sensitif. Bukan tak mungkin wewangian/parfum tersebut justru mengundang risiko cukup fatal, semisal menimbulkan penyakit-penyakit yang membahayakan.
Lagi pula, vagina sebetulnya sudah memiliki cairan pembersih sendiri. Hingga, penggunaan bahan-bahan lain yang tak terjamin kebersihannya, dikhawatirkan bakal merusak kelenjar-kelenjar di sekitar vagina. Padahal kalau selaput-selaput lendir ini rusak, produktivitas cairannya pun akan berkurang. Kondisi inilah yang kemudian banyak dikeluhkan sebagai vagina kering.
Lain hal jika menggunakan daun sirih -yang diyakini mengandung antiseptik sebagai bahan pembersih alternatif, atau cairan antiseptik kemasan yang sudah diencerkan. Pilih cairan khusus dengan pH netral, dalam arti tak terlalu basa maupun asam. Cairan dengan pH netral yang paling gampang ditemui adalah air bersih yang dididihkan agar tak ada lagi kandungan bakteri/kuman. Tentu saja, air ini digunakan setelah didinginkan.
Tak kalah penting, sehabis berintim-intim dengan pasangan, istri mesti membersihkan organ kelaminnya, selain seluruh tubuh tentunya. Pasalnya, dalam sekali persetubuhan, hanya sebagian kecil cairan sperma yang masuk ke vagina. Sementara sisanya akan keluar selang beberapa waktu kemudian dalam bentuk lebih cair akibat terkena oksidasi. Jika tak dibersihkan, sisa-sisa sperma ini akan mengundang risiko. Paling tidak, akan menjadi media yang baik untuk hidup dan berkembang biaknya bakteri/jamur. Hati-hati, bisa mengakibatkan keputihan!
Dianjurkan untuk membersihkan vagina bagian dalam secara periodik semisal seminggu sekali atau seminggu dua kali. Kecuali buat para gadis, menjaga kebersihan cukup di bagian luar saja mengingat liang vaginanya masih tertutup selaput hymen.
(Tabloid Nakita/Th. Puspayanti)
0 komentar:
Post a Comment