Sebagai seorang anak pimpinan jin yang ternama, Jin Ifrit Junior dititahkan sang ayah untuk segera masuk Sekolah Dasar Jin. Alasan sang ayah mengutus Jin Ifrit Junior ke sekolah adalah untuk segera menemukan cikal bakal generasi jin baru yang diramalkan dukun para jin akan dapat menggantikan kedudukannya sebagai Pemimpin Tertinggi para jin di masa depan. Mencemaskan kabar tersebut, sang ayah menginginkan Jin Ifrit Junior agar dapat mengalahkan jin itu dan mengusirnya untuk selama-lamanya dari negeri jin.
Singkat cerita, Jin Ifrit Junior menugaskan para pesuruhnya untuk mencari informasi mengenai Jin yang dimaksudkan sang ayah. Tidak membutuhkan waktu terlalu lama, para pesuruh menemukan generasi jin baru yang menghebohkan negeri jin tersebut.
Hari itu, langit di negeri jin terlihat biru cerah tanpa awan sedikitpun. Matahari dengan leluasa memamerkan senyum dan kemolekan wajahnya. Jin Ifrit Junior dengan langkah penuh percaya diri memasuki kelas pertamanya di Sekolah Dasar Jin.
Anak-anak jin yang mengenal sosok penuh kharisma tersebut segera bersujud, bahkan beberapa guru jin dan pesuruh sekolah dasar jin melakukan hal yang sama. Kecuali satu jin di sudut paling belakang kelas yang tampaknya sedang asyik bersolek dengan cermin persegi empat yang begitu lebar hingga menutupi nyaris seluruh wajahnya.
“Siapa kah gerangan yang sedang bersolek di bangku belakang tersebut?” Seru Jin Ifrit Junior dengan suaranya yang menggelegar. Sementara makhluk yang dituju, sedikitpun tak bergeming dari posisinya. Merasa malu karena tidak diacuhkan di depan umum, Jin Ifrit lalu mengirimkan jentikan bola api ke meja si pesolek.
“Wadouw! Panas! Panas!” Kontan teriak sekaligus melompat si makhluk di balik cermin lebar persegi empat itu dari mejanya.
“Singkirkan cermin itu dari meja. Ini sekolah bukan salon!” Bentak Jin Ifrit hendak duduk di salah satu bangku yang memang disediakan untuk dirinya.
“Ini bukan cermin, bego. Ini namanya laptop!” Ujar si lawan bicara menyadari kesalahpahaman Jin Ifrit.
“Laptop?”
“Iya. Masih saudaranya komputer!”
“Komputer?”
“Iya. Kalau mau koneksi ke internet selain butuh modem kita juga butuh komputer!”
“Internet? Modem? Benda apa pula itu?” Mendengar ucapan Jin Ifrit, lawan bicaranya refleks menepuk jidat sambil tertawa, “Dasar Jin bego! Makanya, jadi jin itu juga harus canggih. Jangan mau ketinggalan sama manusia!”
Jin Ifrit berang lalu kembali melempar bara api, tapi lawannya berhasil mengelak.
“Sombong betul! Memang siapa namamu?” Tanya Jin Ifrit memicingkan mata.
“Namaku Jin Internet!” Jawaban makhluk itu membuat Jin Ifrit langsung membelalakkan matanya.
“O, ternyata kamu yang namanya Jin Internet?”
Si Jin Internet mengangguk.
“Okelah, Jin Internet. Mungkin kamu baru di negeri jin ini, jadi kamu tidak mengenal siapa aku. Perkenalkan, namaku Jin Ifrit Junior! Dan aku adalah anak penguasa di negeri jin ini.”
“Oh ya?” Tampak sekali Jin Internet berusaha meremehkan. Jin Ifrit makin naik pitam, “Kalau memang kamu merasa hebat, bagaimana kalau kita beradu ilmu untuk mengukur tingkat kehebatan kita! Kita bahas tentang manusia saja. Siapa yang terbukti paling tahu, maka dialah jin yang paling cerdas dan hebat, sementara yang kalah harus mengabdi padanya.” Tantang Jin Ifrit Junior disambut antusias Jin Internet. “Oke. Siapa takut!”
Jin Ifrit lalu salto di udara dan bersila di awang-awang, sementara Jin Internet segera kembali duduk di depan benda ajaibnya yang bernama laptop.
“Bisa dimulai pertandingan kita?” Jin Ifrit membuka pertandingan, “Silahkan..” Sambut Jin Internet mengembangkan kedua tangannya.
“Siapa nama manusia pertama di dunia?” Pertanyaan pertama diajukan Jin Ifrit Junior.
“Tentulah Adam. Giliranku, siapa manusia paling pintar di dunia?” Balik bertanya Jin Internet.
“Donald Bebek!” Jawab Jin Ifrit penuh percaya diri.
“Salah. Albert Einstain!” Timpal Jin Internet dengan ekspresi senang penuh tawa.
Jin Ifrit mendengus kesal menanggapi ekspresi bahagia Jin Internet, “Giliranku, Nabi apa yang menguasai bahasa hewan dan jin?”
“Nabi Sulaiman!” Kembali Jin Internet menjawab dengan tepat. “giliranku Jin Ifrit, siapa nama presiden pertama Indonesia?”
Jin Ifrit garuk-garuk kepala tanpa suara dari mulut.
“Soekarno!” Jin Internet menjawab sendiri pertanyaannya sambil berjingkrak-jingkrak.
Hampir 1 hari 1 malam pertarungan tersebut berlangsung, tampak kentara sekali Jin Internet lebih unggul dibandingkan Jin Ifrit.
“Baiklah, Jin Internet. Aku, Jin Ifrit Junior, mengaku kalah padamu.” Lalu Jin Ifrit Junior menginjakkan kakinya kembali ke tanah dan bersujud di hadapan Jin Internet. “aku bersedia mengabdi padamu.”
Jin Internet bertepuk tangan kegirangan. “Oh, terima kasih sekali Jin Ifrit Junior!”
“Tapi, bolehkah aku bertanya apa rahasianya sehingga kau begitu banyak tahu tentang manusia?”
“Oh, itu permasalahan yang mudah, Jin Ifrit! Aku menggunakan internet untuk mencari semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu. Internet menampung semua pengetahuan manusia yang ingin kau ketahui!”
“Sungguhkah? Atau jangan-jangan kau adalah utusan manusia untuk memata-matai kami kaum jin?” Tudingan Jin Ifrit Junior mengejutkan Jin Internet.
“Hei, sembarangan! Aku bukan mata-mata!”
“Kalau bukan, bagaimana mungkin kau bisa menjawab 100% benar pertanyaanku mengenai manusia kalau kau bukan mata-mata manusia? Kau pasti penyusup! Perlu kau ketahui Jin Internet, di negeri jin tidak ada penyusup manusia yang berhasil masuk dan menguasai negeri kami. Kalau kau memang punya niatan tidak baik sepantasnyalah kau tidak berada di negeri kami!” Ujar Jin Ifrit Junior membuat Jin Internet mulai menyadari kalau dirinya dijebak.
“Oh, Oke Jin Ifrit Junior yang cerdas. Entah apa niatmu, tapi kau telah mempermainkan aku. Kau tidak sungguh-sungguh menantangku adu ilmu kan?”
Jin Ifrit mengangkat tangannya untuk mengundang warga jin lain yang memang telah sibuk berkerumun, “Hei warga jin yang berbahagia, bersediakah kalian dikuasai jin utusan manusia ini? Dia akan menjadikan kalian budak yang bekerja pada manusia kalau kalian percaya padanya?”
Warga semakin ramai berkerumun dan memandang Jin Internet dengan tatapan penuh curiga.
“Kalau kalian tidak ingin diperbudak oleh Jin Internet. Maka dia harus kita asingkan! Harus kita buang selama-lamanya ke dunia manusia. Bagaimana warga? Apakah kalian Setuju?”
Seperti paduan suara, serentak warga jin mendukung pernyataan Jin Ifrit Junior. Tanpa perlawanan berarti Jin Internet dibawa para pesuruh Jin Ifrit Junior lalu dilempar ke dunia manusia dan tidak lagi memiliki izin untuk kembali ke negeri jin.
Oleh karenanya, Jin Internet kemudian menetap dan berkembang biak di dunia manusia serta tumbuh menjadi sahabat akrab manusia. Seperti layaknya manusia, jin pun makhluk yang terdiri dari makhluk yang jahat dan makhluk yang baik. Jin internet pun demikian. Jin Internet yang memiliki sifat yang baik selalu memberikan manfaat bagi manusia. Sementara jin yang bertabiat buruk selalu membawa kerugian bagi manusia. Karena itu, sebagai manusia yang berkawan dengan internet, kita harus berhati-hati memilih internet yang baik saja sebagai teman dan meninggalkan yang buruk agar tidak merugikan diri kita.
Sementara negeri jin sepeninggalan Jin Internet terus mengembangkan teknologinya agar tidak ketinggalan dan tidak mudah diserang manusia maupun Jin Internet. Bahkan konon ceritanya, kini di negeri jin, teknologinya terbilang jauh lebih canggih dibandingkan teknologi manusia.
wah, kalau copas jangan lupa mencantumkan nama penulisnya dong friend dan jangan merubah judul! ma kasih.
ReplyDelete